Pengertian
dari diabetes melitus yang makin disepakati dalam beberapa tahun
terakhir ini bukanlah suatu penyakit dalam artian klasik melainkan
suatu kelompok kelainan atau sindroma klinik yang bersifat heterogen.
Dimana tidak ada mekanisme etiopatogenetik yang definitif dan konstan
dalam rangkaian peristiwa nyata yang menjadi penyebab kelainan
anatomi kelenjar endokrin pankreas (Suriani, 2012). Diabetes melitus
mempunyai beberapa resiko komplikasi yang disebabkan karena
perjalanan penyakit. Salah satu komplikasi yang sering dijumpai yaitu
terjadinya perubahan patologis pada anggota gerak yang ditimbulkan
oleh luka (Arnold dkk, 2001). Luka yang terjadi pada penderita
diabetes melitus terjadi dikarenakan tingginya kadar gula darah dalam
tubuh yang menyebabkan neuropati atau kerusakan saraf dan adanya
gangguan pada pembuluh darah. Gangguan-gangguan tersebut akan membuat
luka sulit sembuhpada pendertita DM.
Faktor lain yang menyebabkan luka sulit sembuhpada pendertita DM
yaitu karena terjadi kadar kortisol atau hormon stres yang meningkat.
Kadar kortisol meningkat terjadi karena rasa tidak sabar penderita
dalam proses penyembuhan luka. Hal ini didukung dengan penelitian
yang dilakukan oleh University
of Nottingham
bahwa peningkatan kortisol atau hormon stres dapat menyebabkan luka
sulit sembuhpada pendertita DM
(Pramudiarja, 2010).
Berdasarkan
hal tersebut dapat disimpulkan bahwa luka sulit sembuhpada pendertita DM
adanya neuropati atau kerusakan saraf dan gangguan pada pembuluh
darah serta peningkatan kortisol. Selama ini peningkatan kortisol
yang dikarenakan ketidaksabaran penderita diabetes melitus dalam
proses penyembuhan luka ini sering terabaikan. Pengabaian tersebut
yang membuat penderita frustasi, alhasil luka sulit sembuhpada pendertita DM.
Hal inilah yang harus kita cermati dan pahami bersama-sama bahwa rasa
sabar dan frustasi penderita harus kita minimalisir, sehingga
penderita dapat menerima dan sabar dalam proses penyembuhan luka.
Maka dari itu, alangkah baiknya dalam proses perawatan luka kita juga
melakukan pendekatan psikologis kepada klien agar kita tahu tentang
perasaan klien dan selanjutnya kita dapat memberikan intervensi
keperawatan tentang perasaan yang dirasakan oleh klien.
Di Rumat hal tersebut bisa didapatkan, karena di Rumat tidak hanya
melakukan perawatan luka namun para staff juga melakukan mendekatan
dengan pasien sehingga terjalin hubungan yang saling mempercayai antara pasien dan
perawat. Pendekatan yang dilakukan ini dapat membantu perawat untuk
lebih menggali perasaan pasien.
Arnold,
Gary J dkk. Handbook of Pathophysiology. Springhouse Corporation:
Philadelphia. 2001.
Pramudiarja,
AN Uyung. Penyebab
Luka Penderita Diabetes Susah Sembuh.
2010. (cited
21
Mei 2014 from
Detik Health),
Suriani,
Nidia. Gangguan
Metabolisme Karbohidrat Pada Diabetes Melitus [Makalah].
Malang: Universitas Brawijaya. 2012
authorized by : Nurmaryani
Wahyuni